Senin, 16 Mei 2016

Fakta Mengejutkan Tentang Puyer



POLEMIK PUYER


Akhir-akhir ini penyedian obat puyer menjadi polemik. Polemik puyer di masyarakat kita semakin luas di media massa, baik cetak maupun elektronik. Hal ini membuat masyarakat semakin bingung. Masyarakat semakin terjebak tentang keamanan dari penyediaan puyer tersebut. Puyer atau pulvis adalah salah satu bentuk sediaan obat yang biasanya didapat dengan menghaluskan atau menghancurkan sediaan obat tablet atau kaplet yang biasanya terdiri atas sedikitnya dua macam obat.

Sediaan racikan pulveres (serbuk terbagi) masih digunakan secara luas diapotik-apotik maupun rumah sakit di Indonesia. Alasan dibuatnya puyer adalah pasien tidak bisa menelan tablet/pil/kapsul terutama pada pasien anak/balita, nilai ekonomis: harga puyer relatif lebih murah daripada sirup, tidak ada dosis yang sesuai pada sediaan yang adamisalnya: butuh paracetamol 100mg, sementara sediaan yang ada di pasaran 250mg dan 500mg, polifarmasi : jika pasien anak-anak mendapat obat lebih dari 1 macam, tidak ada sediaan bentuk lain yang sesuai, misalnya bentuk syrup nya tida ada. Oleh karena itu, kita perlu menentukan sikap secara bijak terkait penggunaan puyer.

Wakil Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Sukman T Putra, menyatakan peresepan obat dalam bentuk puyer atau racikan merupakan bagian dari rangkaian praktik kedokteran. Jadi, dokter pada dasarnya memahami dan bertanggung jawab terhadap semua jenis obat yang diberikan pada pasien. Obat yang diracik atau puyer tidak ada masalah sepanjang dibuat dengan cara baik dan benar, serta komposisi jenis obat yang rasional.Ketua IDAI dr Badriul Hegar SpA (K) dan Ketua Umum IDI Fahmi Idris juga menegaskan bahwa puyer adalah bentuk sediaan obat yang tidak berbahaya selama syarat ketentuan serta prosedur dilakukan secara baik dan benar. Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari juga menyatakan bahwa tidak semua obat puyer berbahaya.

 oleh:evimufidah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar