Nama Desa = Minggirsari
Provinsi = Jawa Timur
Kabupaten = Blitar
kecamatan = Kanigoro
kode pos = 66171
Sejarah Desa
Sejarah Desa Minggirsari
Pada umumnya setiap desa atau daerah memiliki sejarah dan latar belakang
tersendiri yang merupakan pencerminan dari karakter dan ciri khas dari
suatu daerah. Sejarah desa atau daerah sering kali dikaitkan dalam
dongeng-dongeng yang diwariskan dari generasi yang tua ke generasi yang
lebih muda dan bahkan sejarah desa atau daerah diceritakan dari mulut
kemulut sehingga sulit untuk dibuktikan, dan tidak jarang dihubungkan
dengan mitos tempat-tempat tertentu yang dianggap sakral dan keramat.
Sejarah Desa Minggirsari memiliki latar belakang sebagaimana kisah
tersebut diatas dan tertuang dalam kisah-kisah sebagai berikut:
Gambaran Umum Asal-usul Desa Minggirsari
Sejarah Desa
Desa Minggirsari terdiri dari tiga Dusun yaitu : Dusun
Karang Kendal, Brintik dan Ngrempak,. Dusun Brintik dan Dusun Karang
Kendal dulu menjadi satu kesatuan Desa dengan nama Desa Minggirsari tan
sedangkan Dusun Ngrempak berdiri Desa sendiri dengan nama Desa
Minggirsari Kulon.
Setelah sekitar Tahun 1923 Dua Desa ini bergabung menjadi satu dengan
Nama Desa Minggirsari yang dipimpin oleh sorang Lurah namanya KARTO
SENTONO.
Adapun Dua Dusun yaitu Dusun Brintik dan Dusun Ngrempak mempunyai sejarah sendiri-sendiri ;
Dusun Brintik.
Ketika Pasukan Pangeran Diponegoro terdesak oleh kompeni
Belanda,maka semua prajurit di himbau untuk pergi meninggalkan tempat
dan melakukan penyamaran. Maka larilah dua orang prajurit kearag timur
menuju ke Blitar. Dua orang tersebut bernama Bahu setiko dan Bahu Yudo.
Setelah sampai ke Blitar maka merka berdua istirahat di Pinggir Sungai
Brantas tepatnya di sebelah selatan Sungai. Sesaat setelah beristirahat
dilihatlah di Utara Sungai api yang membakar belukar.setelah ditunggu
lama sambil istirahat, api nan tak kunjung padam justru malah semakin
membara (mbrentek-jawa). Maka setelah beliau menempati daerah tersebut,
Dusun tersebut di namai Dusun Mbrintik yang berasal dari kata Mbrentek .
Dusun Ngrempak.
Setelah istirahat sejenah di Dusun Brintik maka mereka berdua brjalan karah barat dan terlihatlah banyak sekali pohon Apak
Sehingga Dusun tersbut diberi nama dusun Ngrempak.
Kepala Desa yang pernah menjabat di Desa Minggirsari
NO NAMA KADES TAHUN KET
1 KARTO SENTONO 1923 – 1943
2 SASTRO PAWIRO MUDJI 1943 – 1951
3 MARTADHI 1951 – 1977
4 K A S A N Y 1977 – 1989
5 H. MOHAMAD DLUHA 1989 – 1997
6 DRS. IMAM BASHORI 1997 – 2006
7 DRS. MASKUR HADI 2006 – 2007 (PJ)
8 DRS. SAEKHONI 2007 – 2013
Pada awal berdirinya Desa terdiri dari 3 dusun
NO NAMA DUSUN NAMA KASUN
1 Karang Kendal SAMSUNI
2 Mbrintik SUCIPTO
3 Ngrempak SAMUJI
Demografi
Berdasarkan data Administrasi Pemerintahan Desa tahun 2010,
jumlah penduduk Desa Minggirsari adalah terdiri dari 1.146 KK, dengan
jumlah total 3.786 jiwa, dengan rincian laki-laki 1.939 dan perempuan
1.847 jiwa
Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia
No Usia Laki-laki perempuan Jumlah Prosentase
1 0-6 164 162 326 8,6%
2 7-15 283 277 560 14,8%
3 16-25 315 305 620 16,4%
4 26-45 575 572 1.147 30,3%
5 46-60 368 362 730 19,3%
6 >60 203 200 403 10,6%
Jumlah Total 1.939 1.847 3.786 100%
Dari data di atas nampak bahwa penduduk usia produktif pada
usia 20-49 tahun Desa Minggirsari sekitar 1.362 atau hampir 36,7 %. Hal
ini merupakan modal berharga bagi pengadaan tenaga produktif dan SDM.
Tingkat kemiskinan di Desa Minggirsari termasuk tinggi. Dari jumlah
1.146 KK di atas, sejumlah 120 KK tercatat sebagai Pra Sejahtera. Dan
145 KK tercatat sebagai Pra Sejahtera I .
Secara geografis Desa Minggirsari terletak pada posisi 7°21'-7°31'
Lintang Selatan dan 110°10'-111°40' Bujur Timur. Topografi ketinggian
desa ini adalah berupa daratan sedang yaitu sekitar 156 m di atas
permukaan air laut. Berdasarkan data BPS kabupaten Blitar tahun 2004,
selama tahun 2004 curah hujan di Desa Jiwut rata-rata mencapai 2.400 mm.
Curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember hingga mencapai
405,04 mm yang merupakan curah hujan tertinggi selama kurun waktu
2010-2011.
Secara administratif, Desa Minggirsari terletak di wilayah Kecamatan
Kanigoro Kabupaten Blitar dengan posisi dibatasi oleh wilayah desa-desa
tetangga. Di sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan KlampokKota
Blitar dan Desa Jatinom Kabupaten Blitar Di sebelah Barat berbatasan
dengan Desa Plosoarang Kecamatan Sanan Kulon Di sisi Selatan berbatasan
dengan Sungai Brantas sedangkan di sisi timur berbatasan dengan Desa
Gogodeso Kecamatan Kanigoro .
Jarak tempuh Desa Minggirsari ke ibu kota kecamatan adalah 8 km , yang
dapat ditempuh dengan waktu sekitar1 5 menit. Sedangkan jarak tempuh ke
ibu kota kabupaten adalah 6 km, yang dapat ditempuh dengan waktu
sekitar 10 Menit.
Pendidikan
Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat SDM (Sumber
Daya Manusia) yang dapat berpengaruh dalam jangka panjang pada
peningkatan perekonomian. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka
akan mendongkrak tingkat kecakapan masyarakat yang pada gilirannya akan
mendorong tumbuhnya ketrampilan kewirausahaan dan lapangan kerja baru,
sehingga akan membantu program pemerintah dalam mengentaskan
pengangguran dan kemiskinan. Prosentase tinggkat pendidikan Desa
Minggirsari dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5
Tamatan Sekolah Masyarakat
No Keterangan Jumlah Prosentase
1 Buta Huruf Usia 10 tahun ke atas 7 0,1%
2 Usia Pra-Sekolah 556 14,1%
3 Tidak Tamat SD 189 5%
4 Tamat Sekolah SD 1.803 45,7%
5 Tamat Sekolah SMP 740 17,6%
6 Tamat Sekolah SMA 586 15,6%
7 Tamat Sekolah PT/ Akademi 95 2,4%
Jumlah Total 3.786 100 %
Dari data pada table di atas menunjukan bahwa mayoritas
penduduk Desa Jiwut hanya mampu menyelesaikan sekolah di jenjang
pendidikan wajib belajar sembilan tahun (SD dan SMP). Dalam hal
kesediaan sumber daya manusia (SDM) yang memadahi dan mumpuni, keadaan
ini merupakan tantangan tersendiri.
Rendahnya kualitas tingkat pendidikan di Desa Minggirsari tidak
terlepas dari terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan yang ada, di
samping tentu masalah ekonomi dan pandangan hidup masyarakat. Sarana
pendidikan di Desa Minggirsari baru tersedia di tingkat pendidikan dasar
9 tahun (SD dan SMP), sementara untuk pendidikan tingkat menengah ke
atas berada di tempat lain yang relatif jauh.
Sebenarnya ada solusi yang bisa menjadi alternatif bagi persoalan
rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM) di Desa Minggirsari yaitu melalui
pelatihan dan kursus. Namun sarana atau lembaga ini ternyata juga belum
tersedia dengan baik di Desa Minggirsari Bahkan beberapa lembaga
bimbingan belajar dan pelatihan yang pernah ada tidak bisa berkembang.
Kesehatan
Masalah pelayanan kesehatan adalah hak setiap warga
masyarakat dan merupakan hal yang penting bagi peningkatan kualitas
masyarakat kedepan. Masyarakat yang produktif harus didukung oleh
kondisi kesehatan. Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesehatan
masyarakat dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang terserang
penyakit. Dari data yang ada menunjukkan adanya jumlah masyarakat yang
terserang penyakit relatif tinggi. Adapun penyakit yang sering diderita
antara lain infeksi pernapasan akut bagian atas, malaria, penyakit
sistem otot dan jaringan pengikat. Data tersebut menunjukkan bahwa
gangguan kesehatan yang sering dialami penduduk adalah penyakit yang
bersifat cukup berat dan memiliki durasi lama bagi kesembuhannya, yang
diantaranya disebabkan perubahan cuaca serta kondisi lingkungan yang
kurang sehat. Ini tentu mengurangi daya produktifitas masyarakat Desa
Jiwut secara umum.
Sedangkan data orang cacat mental dan fisik juga cukup tinggi jumlahnya.
Tercatat penderita bibir sumbing berjumlah 3 orang, tuna wicara 4
orang, tuna rungu 5 orang, tuna netra 4 orang, dan lumpuh 9 orang. Data
ini menunjukkan masih rendahnya kualitas hidup sehat di Desa Minggirsai.
Hal yang perlu juga dipaparkan di sini adalah kualitas balita. Dalam hal
ini, dari jumlah 560 balita di tahun 2010, masih terdapat 5 balita
bergizi buruk, 35 balita bergizi kurang dan lainnya sedang dan baik. Hal
inilah kiranya yang perlu ditingkatkan perhatiannya agar kualitas
balita Desa Minggirsari ke depan lebih baik.
Keadaan Sosial
Dengan adanya perubahan dinamika politik dan sistem
politik di Indonesia yang lebih demokratis, memberikan pengaruh kepada
masyarakat untuk menerapkan suatu mekanisme politik yang dipandang lebih
demokratis. Dalam konteks politik lokal Desa Minggirsari, hal ini
tergambar dalam pemilihan kepala desa dan pemilihan-pemilihan lain
(pilleg, pilpres, pemillukada, dan pimilugub) yang juga melibatkan warga
masyarakat desa secara umum.
Khusus untuk pemilihan Kepala Desa Minggirsari, sebagaimana tradisi
kepala desa di Jawa, biasanya para peserta (kandidat) nya adalah mereka
yang mendapatkan pulung di malam pemilihan.
Jabatan kepala desa merupakan jabatan yang tidak serta merta dapat
diwariskan kepada anak cucu. Mereka dipilh karena kecerdasan, etos
kerja, kejujuran dan kedekatannya dengan warga desa. Kepala desa bisa
diganti sebelum masa jabatannya habis, jika ia melanggar peraturan
maupun norma-norma yang berlaku. Begitu pula ia bisa diganti jika ia
berhalangan tetap.
Karena demikian, maka setiap orang yang memiliki dan memenuhi
syarat-syarat yang sudah ditentukan dalam perundangan dan peraturan yang
berlaku, bisa mengajukan diri untuk mendaftar menjadi kandidat kepala
desa. Fenomena ini juga terjadi pada pemilihan Kepala Desa pada tahun
2007. Pada pilihan kepala desa ini partisipasi masyarakat sangat tinggi,
yakni hampir 70%. Tercatat ada dua kandidat kepala desa pada waktu itu
yang mengikuti pemilihan kepala desa. Pilihan kepala Desa bagi warga
masyarakat Desa Jiwut seperti acara perayaan desa.
Pada bulan Nopember 2010 masyarakat juga dilibatkan dalam pemilihan
Bupati Blitar secara langsung. Walaupun tingkat partisipasinya lebih
rendah dari pada pilihan kepala Desa, namun hampir 70% daftar pemilih
tetap, memberikan hak pilihnya. Ini adalah proggres demokrasi yang cukup
signifikan di Desa Minggirsari.
Setelah proses-proses politik selesai, situasi desa kembali berjalan
normal. Hiruk pikuk warga dalam pesta demokrasi desa berakhir dengan
kembalinya kehidupan sebagaimana awal mulanya. Masyarakat tidak terus
menerus terjebak dalam sekat-sekat kelompok pilihannya. Hal ini ditandai
dengan kehidupan yang penuh tolong menolong maupun gotong royong.
Walaupun pola kepemimpinan ada di Kepala Desa namun mekanisme
pengambilan keputusan selalu ada pelibatan masyarakat baik lewat lembaga
resmi desa seperti Badan Perwakilan Desa maupun lewat masyarakat
langsung. Dengan demikian terlihat bahwa pola kepemimpinan di Wilayah
Desa Minggirsari mengedepankan pola kepemimpinan yang demokratis.
Berdasarkan deskripsi beberapa fakta di atas, dapat dipahami bahwa Desa
Minggirsari mempunyai dinamika politik lokal yang bagus. Hal ini
terlihat baik dari segi pola kepemimpinan, mekanisme pemilihan
kepemimpinan, sampai dengan partisipasi masyarakat dalam menerapkan
sistem politik demokratis ke dalam kehidupan politik lokal. Tetapi
terhadap minat politik daerah dan nasional terlihat masih kurang
antusias. Hal ini dapat dimengerti dikarenakan dinamika politik nasional
dalam kehidupan keseharian masyarakat Desa Minggirsari kurang mempunyai
greget, terutama yang berkaitan dengan permasalahan, kebutuhan dan
kepentingan masyarakat secara langsung.
Berkaitan dengan letaknya yang berada diperbatasan Jawa Timur dan Jawa
Tengah suasana budaya masyarakat Jawa sangat terasa di Desa Minggirsari
Dalam hal kegiatan agama Islam misalnya, suasananya sangat dipengaruhi
oleh aspek budaya dan sosial Jawa. Hal ini tergambar dari dipakainya
kalender Jawa/ Islam, masih adanya budaya nyadran, slametan, tahlilan,
mithoni, dan lainnya, yang semuanya merefleksikan sisi-sisi akulturasi
budaya Islam dan Jawa.
Dengan semakin terbukanya masyarakat terhadap arus informasi, hal-hal
lama ini mulai mendapat respon dan tafsir balik dari masyarakat. Hal ini
menandai babak baru dinamika sosial dan budaya, sekaligus tantangan
baru bersama masyarakat Desa Minggirsari Dalam rangka merespon tradisi
lama ini telah mewabah dan menjamur kelembagaan sosial, politik, agama,
dan budaya di Desa Minggirsari Tentunya hal ini membutuhkan kearifan
tersendiri, sebab walaupun secara budaya berlembaga dan berorganisasi
adalah baik tetapi secara sosiologis ia akan beresiko menghadirkan
kerawanan dan konflik sosial.
Dalam catatan sejarah, selama ini belum pernah terjadi bencana alam dan
sosial yang cukup berarti di Desa Minggirsari Isu-isu terkait tema ini,
seperti kemiskinan dan bencana alam, tidak sampai pada titik kronis yang
membahayakan masyarakat dan sosial.
Keadaan Ekonomi
Tingkat pendapatan rata-rata penduduk Desa Minggirsari Rp. .20.000,-
Secara umum mata pencaharian warga masyarakat Desa Minggirsari dapat
teridentifikasi ke dalam beberapa sektor yaitu pertanian,
jasa/perdagangan, industri dan lain-lain. Berdasarkan data yang ada,
masyarakat yang bekerja di sektor pertanian berjumlah 786 orang, yang
bekerja disektor jasa berjumlah 210 orang, yang bekerja di sektor
industri 33 orang, dan bekerja di sektor lain-lain 1.217 orang. Dengan
demikian jumlah penduduk yang mempunyai mata pencaharian berjumlah 3.650
orang. Berikut ini adalah tabel jumlah penduduk berdasarkan mata
pencaharian.
KONDISI PEMERINTAHAN DESA
PEMBAGIAN WILAYAH DESA
Wilayah Desa Minggirsari terdiri dari 3 Dusun yaitu :
1. Karang Kendal (Minggirsari I)
2. Mbrintik (Minggirsari II)
3, Ngrempak (Minggirsari III ) ,
Yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Dusun. Posisi
Kasun menjadi sangat strategis seiring banyaknya limpahan tugas desa
kepada aparat ini.
Dalam rangka memaksimalkan fungsi pelayanan terhadap masyarakat di Desa
Minggirsari , dari kelima dusun tersebut terbagi menjadi 6 Rukun Warga
(RW) dan 16 Rukun Tetangga (RT).
Secara umum pelayanan pemerintahan Desa Minggirsari kepada masyarakat
cukup memuaskan dan kelembagaan yang ada berjalan sesuai tugas dan
fungsinya masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar