Entah apa yang harus kita ungkapkan dari penurunan harga BBM tahun ini, selama bulan januari Presiden terpilih kita sudah menurunkan harga bahan bakar umat sebanyak 2 x. Penyebabnya juga sudah dijelaskan beliau pada jumat (16/01/2015) kemarin.
"Harga premium mulai Minggu malam (18/1/2014) jam 24.00 wib atau
Senin pukul 00.00 wib, harga premium diturunkan menjadi Rp 6.600 per
liter dan solar turun jadi Rp 6.400 per liter," kata Jokowi
Hal itu tentu sangat positif sekali mengingat harga bahan pook sekarang ini yang sedang melangit harganya. namun apakah dengan penurunan BBM bersubsisdi akan diimbangi juga dengan penurunan harga bahan pokok, tentu kita tidak bisa memastikan hal itu.
Di sini bukan permainan pasar yang ingin saya bahas namun lebih kepada efek dari strategi yang dilakukan jokowi untuk mencerdasakan pola pikir masyarakat. Beliau mengatakan bahwa penurunan harga dan kenaikan harga bukan di tentukan oleh pemerintah dengan tanpa sebab. namun hal itu disebabkan karena harga minyak dunia. seperti dikutip dari http://m.liputan6.com Harga minyak dunia merupakan salah satu indikator perhitungan harga
jual BBM, selain rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika
Serikat (AS).
"Perhitungannya adalah penentuan harga rata-rata Mean of Plats
Singapore (MOPS) tanggal 24-25 bulan sebelumnya (Desember) sampai
tanggal 24 bulan berjalan (Januari). Kemudian rata-rata dolar, ditambah
Alpha plus biaya, kewajiban Pertamina dan menjamin minyak di seluruh
Indonesia, maka ditentukan harga jual," jelas Menteri Koordinator
Perekonomian Sofyan Djalil
Walaupun alasan itu sudah pernah disebut-sebut pemerintah namun masyakat belum begitu sadar. ketidaksadaran masyarakat itu pula yang mengakibatkan gejolak disaat harga BBM bersubsidi dinaikkan.
Pesident jokowi yang selama ini mengagung-agungkan revolusi mental sepertinya ingin menyadarkan masyarakat bahwa pemerintah benar-benar ingin mewujutkan revolusi itu. Intinya kalau harga dunia turun ya diturunkan kalau naik, ya tidak masalah kalau naik
Masyarakat tentu haruslah mendukung apapun rencana pemerintah yang positif karena bagaimanapun pemerintahan yang sekarang merupakan pilihan mayoritas masyarakat. Perang media yang selama ini banyak berpengaruh terhadap masyarakat, juga sebaiknya kita sikapi dengan bijak. kalaupun para media tidak bisa mengurangi peliputan yang tidak berimabang dan membuat gamang masyarakat, tentunay kita sendiri yang harus merubah pola fikir kita. Semoga kedepanya masyarakat kita semakin cerdasdan sejahtera.
Kajian Oleh KIM Sariwarto Blitar.
By: Makki
Sabtu, 17 Januari 2015
Opini: Harga BBM Bersubsidi turun, terus kenapa??
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar